IAKN Kupang (Kemenag) — Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Kristen (FISKK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang melalui Program Studi Kepemimpinan Kristen menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Membangun Pemimpin Masa Depan: Kolaborasi, Inovasi, dan Integritas di Era Transformasi” pada Rabu (07/05/2025). Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi sivitas akademika untuk menggali nilai-nilai kepemimpinan kontekstual yang relevan dengan tantangan zaman.
Kuliah umum ini menghadirkan Pdt. Melkisedek Sni’ut, S.Th., M.Si, Ketua Badan Studi Tata Gereja Sinode GMIT, sebagai narasumber utama. Dengan pengalaman panjang dalam pelayanan dan tata kelola gereja, beliau membagikan pandangan serta praktik nyata mengenai pentingnya kepemimpinan yang berakar pada integritas dan komitmen terhadap transformasi sosial-keagamaan.
Dalam pemaparannya, Pdt. Melkisedek menekankan bahwa pemimpin masa depan tidak dapat lepas dari konteks perubahan. Menurutnya, pemimpin sejati adalah mereka yang mampu membaca tanda-tanda zaman, bekerja secara kolaboratif, dan menjunjung tinggi integritas dalam setiap tindakan.
Acara yang dimoderatori oleh Melly P. Dethan, M.Th, dosen IAKN Kupang, ini dihadiri oleh para dosen, pegawai, dan lebih dari 250 mahasiswa dari berbagai program studi lintas fakultas secara onsite maupun online. Kehadiran peserta yang begitu antusias menandakan besarnya minat dan kepedulian sivitas akademika terhadap isu kepemimpinan masa kini dan masa depan.
Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, dalam sambutan pembukanya memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kuliah umum ini. Ia menekankan bahwa kepemimpinan Kristen harus hadir bukan hanya dalam wacana, melainkan dalam fakta dan tanggung jawab nyata.
“Pemimpin masa depan adalah pemimpin hari ini. Apa yang kita lakukan hari ini menentukan arah dan kualitas kepemimpinan kita di masa yang akan datang. Mari kita bentuk kapasitas diri dan lembaga kita melalui edukasi, komunikasi, serta tanggung jawab sosial-keagamaan,” tegas Rektor.
Lebih lanjut, Rektor menyoroti bahwa dalam dunia kepemimpinan, dedikasi bukan dinilai dari perkataan semata, tetapi dari bukti nyata kontribusi dan tanggung jawab pelayanan secara holistik. “Jadilah Pemimpin yang bukan “katanya” tapi “faktanya” tutup Rektor.*
Penulis: Merling Messakh
Foto: Fredy Duka
Administrator: Yermi Solukh