IAKN Kupang (Kemenag) — Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang menggelar kuliah umum bertajuk “Alkitab Terjemahan Baru Edisi 2: Pembaharuan dan Peningkatan Kualitas Bahasa yang Lebih Modern” pada Selasa (06/05/2025). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas akademika sebagai bagian dari komitmen kampus untuk memperdalam pemahaman teologis dan menanggapi dinamika perkembangan bahasa dalam konteks kekinian.
Kuliah umum ini menghadirkan narasumber utama Pdt. Anwar Tjen, Ph.D, Kepala Departemen Penerjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), yang dikenal luas atas kiprahnya dalam dunia penerjemahan Alkitab. Dalam pemaparannya, Pdt. Anwar menekankan pentingnya revisi terjemahan yang mampu menjembatani makna teologis dengan gaya bahasa yang lebih mudah dipahami generasi masa kini.
“Terjemahan Baru Edisi 2 bukan hanya soal mengganti kata, tetapi sebuah proses mendalam yang memperhatikan konteks, akurasi, dan relevansi bahasa dengan kehidupan umat saat ini,” jelasnya.
Kuliah umum ini dimoderatori oleh Dr. Oscard Tobing, M.Th, dosen IAKN Kupang, yang memandu diskusi.
Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, dalam sambutannya menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa inisiatif seperti ini sangat relevan dengan semangat IAKN Kupang sebagai pusat kajian keagamaan yang progresif.
“Kita perlu terus membuka ruang dialog dan pembelajaran yang kritis terhadap teks suci, agar makna kasih, pengampunan, dan keberdampakan yang terkandung di dalamnya tidak hanya dipahami, tetapi juga dihidupi,” ujar Rektor.
Kegiatan ini berlangsung dalam suasana akademis yang hangat dan interaktif. Para mahasiswa dan dosen tampak antusias mengikuti sesi diskusi yang memperkaya pemahaman mereka tentang latar belakang, metodologi, dan implikasi praktis dari revisi Terjemahan Baru ini.
Melalui kuliah umum ini, IAKN Kupang menegaskan peran strategisnya sebagai ruang akademik yang terus terbuka pada perkembangan literatur teologis dan semangat pembaruan yang kontekstual.
Di akhir arahannya, Rektor menutup dengan harapan: “Kiranya prinsip kasih, pengampunan, dan keberdampakan dapat terus kita miliki bersama, baik dalam studi, pelayanan, maupun kehidupan bermasyarakat.”*
Penulis: Merling Messakh
Foto: Fredy Duka
Administrator: Yermi Solukh