Previous Next

IAKN Kupang (Kemenag) – – – Dalam rangkaian acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Selasa (27/08/2024) di Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, sesi bertajuk “Etika dan Karakter Mahasiswa Baru” digelar untuk membekali para mahasiswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya etika serta cara beradaptasi dalam lingkungan akademik. Sesi ini dimoderatori oleh Dwi Kristinningati, Ph.D, dan menghadirkan dua pembicara utama: Imelda M. Djira, M.Pd.K, dan Irene Daik, M.PSi.

Pentingnya Etika dalam Kehidupan Kampus

Imelda M. Djira, M.Pd.K, membuka sesi dengan membahas esensi etika dalam kehidupan kampus dan dunia akademik. Imelda menyoroti pentingnya etika sebagai landasan dalam berinteraksi di lingkungan kampus, baik dengan dosen, tenaga kependidikan, maupun sesama mahasiswa. “Etika bukan hanya soal tata krama, tetapi juga mencerminkan karakter dan integritas seseorang,” ujar Imelda.

Lebih lanjut, Imelda membahas problematika etis yang sering dihadapi mahasiswa, seperti saat berkomunikasi dengan dosen, berinteraksi dengan teman, dan bahkan dalam hal berpakaian. Ia menekankan pentingnya memahami dan mematuhi kode etik yang berlaku, baik bagi dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa. “Cara kita menghubungi dosen, berpakaian, dan berkomunikasi dengan orang lain di lingkungan akademik harus mencerminkan sikap hormat dan profesional,” tambahnya.

Imelda menekankan bahwa mematuhi etika kampus bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. “Dengan mempraktikkan etika yang baik, mahasiswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan harmonis,” tutupnya.

Pemahaman Dasar Psikologi untuk Adaptasi Mahasiswa Baru

Sesi dilanjutkan dengan paparan dari Irene Daik, M.PSi, yang membahas pentingnya adaptasi bagi mahasiswa baru. Irene menjelaskan bahwa perubahan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan, dan mahasiswa baru dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan kampus yang baru. “Perubahan adalah realitas yang harus kita hadapi, dan bagaimana kita merespons perubahan tersebut akan menentukan keberhasilan kita,” ungkap Irene.

Irene menjelaskan bahwa ada dua pilihan dalam menghadapi perubahan: tetap bertahan pada zona nyaman atau melakukan adaptasi. “Adaptasi adalah proses yang memungkinkan kita untuk bertahan dan berkembang dalam lingkungan yang terus berubah,” jelasnya, mengutip Robbins (2003). Irene juga membahas dampak negatif dari kegagalan adaptasi, seperti tekanan, kecemasan, dan kegagalan akademik.

Ia menyoroti bahwa mahasiswa baru, khususnya yang merantau, menghadapi berbagai perubahan signifikan, mulai dari sistem akademik, aturan dan etika pergaulan, hingga lingkungan sosial-budaya yang baru. “Tahun pertama adalah masa yang berat bagi mahasiswa baru, dan mereka harus mampu beradaptasi dengan cepat dan tepat agar tercipta keseimbangan,” tambahnya.

Untuk mendukung proses adaptasi, Irene menyarankan adanya upaya internal dari dalam diri mahasiswa serta dukungan eksternal dari lingkungan kampus. “Mahasiswa perlu mengembangkan strategi adaptasi yang efektif, baik melalui usaha pribadi maupun dengan memanfaatkan dukungan yang tersedia di lingkungan kampus,” tutup Irene.***

Penulis: Merling Messakh
Administrator: Melki Saekoko

Silakan Ikuti IAKN Kupang di Social Media