Previous Next

IAKN Kupang (Kemenag) — Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang turut serta dalam kegiatan Tindak Lanjut Pemantapan Program Menteri Agama tentang Eko Teologi, Moderasi Beragama, dan Nasionalisme yang diselenggarakan secara hybrid pada Jumat, 31 Januari 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd, serta sejumlah pemimpin pendidikan tinggi Kristen, termasuk Direktur Pendidikan Kristen, para Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Negeri (PTKKN), para Wakil Rektor dan Wakil Ketua PTKKN, serta Kasubdit Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat PTKKN.

Dalam arahannya, Dr. Jeane Marie Tulung menekankan pentingnya memahami dan mengadaptasi isu-isu pendidikan yang menjadi perhatian utama Menteri Agama. Terdapat tiga aspek utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan pendidikan keagamaan di Indonesia, yaitu:

Pertama, Eko Teologi (Penyelamatan Lingkungan)
“Menteri Agama, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA menekankan bahwa kampus sebagai pusat pendidikan harus berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya nyata seperti menjaga keasrian kampus, melarang penebangan pohon, serta menggalakkan dekorasi dengan tanaman hidup menjadi bagian dari implementasi eko teologi. Konsep ini harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan tinggi sebagai bentuk tanggung jawab akademik dalam pelestarian lingkungan” Tegas Dirjen.

Kedua, Moderasi Beragama
Dirjen mengatakan bahwa “Moderasi beragama menjadi pilar penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya tetap dapat hidup rukun berkat kuatnya nilai toleransi yang telah dibangun selama ini. Menteri Agama menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama merupakan aset berharga yang harus terus dijaga dan dipromosikan ke dunia internasional” Jelas Dirjen.

Ketiga, Nasionalisme
“Dalam konteks nasionalisme, Menteri Agama mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak kehilangan jati diri dan budaya asli ketika berada di luar negeri” Kata Dirjen. Dirjen mencontohkan bagaimana beberapa individu cenderung mengadopsi budaya asing secara berlebihan tanpa tetap menghargai akar budaya bangsa sendiri. Oleh karena itu, pendidikan tinggi harus turut serta dalam memperkuat karakter kebangsaan dalam kurikulumnya.

“Sebagai bentuk implementasi dari ketiga isu tersebut, Menteri Agama menginstruksikan agar kurikulum pendidikan tinggi direvisi untuk memastikan tidak ada unsur kebencian atau ajaran yang mengarah pada intoleransi. Kurikulum harus berorientasi pada cinta dan kasih sayang, menciptakan harmoni di antara pemeluk agama yang berbeda. Isu-isu ini juga dapat menjadi bagian dari penelitian mahasiswa tingkat S1, S2, dan S3 agar kajian akademik semakin relevan dengan kondisi sosial yang ada” tambah Dirjen.

Selain itu, Drs. Sudirman Simanihuruk, M.Th., Direktur Pendidikan Kristen Direktorat Jenderal Bimas Kristen, menegaskan bahwa jalur pendidikan memiliki peran besar dalam penyelamatan lingkungan. “Kita bisa menjadi penyelamat alam semesta lewat jalur pendidikan, Karena dalam Alkitab banyak pasal yang memerintahkan kita untuk merawat dan menyelematkan dunia” Katanya. Lebih lanjut, Direktur Pendidikan Kristen Ditjen Bimas Kristen mengutip ayat-ayat dalam Alkitab yang menekankan pentingnya merawat dan melestarikan alam sebagai bagian dari tanggung jawab umat manusia.

Sekretaris Ditjen Bimas Kristen, Pdt. Johni Tilaar, S.Th., M.Si., turut menyampaikan harapannya agar perguruan tinggi Kristen dapat memberikan sumbangsih pemikiran terkait implementasi ketiga isu ini dalam pendidikan tinggi. “Kiranya ada sumbangsih dari Perguruan tinggi yang dapat kita sampaikan saat rapat nasional” jelasnya. Masukan dari akademisi akan sangat berharga dalam rapat nasional yang akan disampaikan langsung kepada Menteri Agama.

Ketua panitia Rapat Kerja 2025 menambahkan bahwa penyusunan program ini membutuhkan ide dan kontribusi dari seluruh perguruan tinggi. Ia mengundang seluruh pimpinan kampus untuk memberikan masukan terkait implementasi Eko Teologi, Moderasi Beragama, dan Nasionalisme dalam sistem pendidikan Kristen.

Selain aspek kurikulum, kegiatan ini juga membahas efisiensi anggaran. Dirjen Bimas Kristen mengingatkan agar setiap perguruan tinggi harus menyiapkan strategi untuk mengoptimalkan anggaran yang tersedia tanpa mengurangi efektivitas program kerja yang telah dirancang.*

Penulis : Merling Messakh
Administrator : Yermi Solukh

Silakan Ikuti IAKN Kupang di Social Media