IAKN Kupang (Kemenag) – – – Dalam rangka mengedukasi masyarakat Desa Oinlasi (Desa Moderasi binaan IAKN Kupang) tentang pentingnya moderasi beragama dan membangun pemahaman yang inklusif dalam keberagaman, Panitia Desa Moderasi IAKN Kupang mengadakan sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dengan tema – tema yang cukup menarik. Hari Pertama Kegiatan dimulai pada, Selasa (25/07/2023). Ada 3 (tiga) materi pada hari pertama yaitu Udar Asumsi dan Bangun Perspektif, Sketsa Kehidupan Keberagamaan di Indonesia dan Analisis Sosial Dengan Analisis Gunung Es.
Pada materi Udar Asumsi dan Bangun Perspektif, Peserta diajak untuk merenungkan asumsi-asumsi yang mungkin telah tertanam dalam pikiran mereka tentang moderasi beragama, serta bagaimana asumsi tersebut dapat mempengaruhi pandangan dan perilaku dalam berinteraksi dengan umat agama lain. “Apa yang ada di dalam kepala kita belum tentu benar, maka setiap data yang kita peroleh dari orang lain, harus ada seleksi data tersebut. Setelah seleksi, baru memberikan makna, berasumsi, mengambil kesimpulan dan percaya” Ujar Pembicara (Dr. Daud Saleh Luji, M.Pd).
Materi kedua, membawa peserta dalam perjalanan mendalam menyelami berbagai “sketsa” kehidupan keberagamaan di berbagai kota dan wilayah di Indonesia. Melalui presentasi multimedia yang menarik, kisah inspiratif, dan diskusi, para peserta diajak untuk memahami lebih dalam makna dari harmoni dalam keberagaman agama.
Pada materi ketiga, dijelaskan bahwa untuk memahami secara mendalam bagaimana moderasi beragama dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, sebuah analisis sosial menggunakan metode Analisis Gunung Es (Iceberg Analysis) dilakukan untuk menggali kompleksitas isu dalam masyarakat. Dalam analisis gunung es, seperti halnya gunung es yang hanya menampakkan sebagian kecil di permukaan, banyak aspek kehidupan dan faktor yang berkontribusi terhadap moderasi beragama yang tidak terlihat secara langsung. Dalam analisis gunung es moderasi beragama, ditemukan bahwa aspek-aspek yang lebih dalam dan tidak tampak langsung tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat terhadap moderasi beragama. Oleh karena itu, upaya untuk memperkuat moderasi beragama harus memperhatikan dan memahami aspek-aspek yang tersembunyi di bawah permukaan gunung es. Melalui analisis ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam membangun kesadaran dan menguatkan moderasi beragama, sehingga Indonesia dapat terus menjadi teladan dalam harmoni dan toleransi antarumat beragama.
Pada sesi terakhir di hari pertama, peserta juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompoknya dan mempresentasikan tentang nilai universal agama, Moderasi Beragama dalam Perspektif Teologi Agama Islam, Moderasi Beragama dalam Perspektif Teologi Agama Kristen dan Moderasi Beragama dalam Perspektif Teologi Agama Katolik. Salah seorang peserta kegiatan (Sr. Odilia Manek), mengatakan bahwa “Keberagaman di Indonesia unik karena ada berbagai macam agama, berbagai macam budaya, dan tradisi serta adat istiadat baik di Indonesia maupun secara khusus di Desa Oinlasi. Materi hari ini sangat membantu saya untuk menunjukkan sikap toleransi saya terhadap agama lain karena terkadang saya memandang agama lain secara negative. Setelah mendengarkan materi hari ini saya sadar bahwa saya harus bersikap adil dan damai.” Ujar Sr. Odilia.***
Penulis dan Foto : Merling Messakh (Humas IAKN Kupang)