IAKN Kupang (Kemenag) – – – Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, Drs. Yorhans S. Lopis, M.Si, bertemu dengan para mahasiswa KKN Nusantara bersama Ketua Panitia KKN, Maryon D. Pattinaja, Ph.D, yang juga menjabat sebagai Dosen Pendamping KKN Nusantara, serta Sekretaris Panitia KKN, Sance Tameon, M.Pd.K pada Rabu (21/8/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Karo AUAK mengucapkan terimakasih kepada dosen pendamping dan mahasiswa KKN Nusantara. “Kita ikut terlibat dalam program KKN Nusantara. Terima kasih sudah berperan dengan baik sehingga nama provinsi ini dikenal lebih luas,” ucapnya. Karo juga menambahkan bahwa kesan dan cerita yang didapatkan dari program ini menunjukkan pentingnya peningkatan jumlah peserta di masa depan. “Dengan kehadiran kita, orang tahu bahwa kita aktif, apalagi program Nusantara berkaitan dengan moderasi beragama. Saya berharap nilai tambah yang diperoleh dapat diceritakan kepada orang lain sehingga kita tahu nilai tambah dalam hidup berdampingan dengan orang lain,” lanjutnya.
Maha Dewi Rambu Dewata, mahasiswa KKN dari Program Studi Pendidikan Seni Keagamaan, turut membagikan pengalamannya selama mengikuti KKN Nusantara. “Kami memanfaatkan waktu dengan baik selama 40 hari. Kami mengangkat satu topik untuk menjadi program unggulan kami, yakni ngerungut sebagai media moderasi beragama,” ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa melalui ngerungut mereka berhasil menyatukan tiga agama di desa tersebut, yaitu Hindu, Islam, dan Kristen. Pada penutupan KKN tanggal 18 Agustus 2024, mereka menampilkan budaya lokal dengan tujuan menghidupkan kelompok budaya di desa. Kepala desa sangat terharu melihat persatuan yang terjalin, bahkan hingga meneteskan air mata.
Sadrakh Mesakh Lawalu, mahasiswa KKN dari Program Studi Psikologi Kristen, juga membagikan kesannya tentang program moderasi beragama yang mereka jalankan melalui olahraga bulutangkis. “Antusiasme masyarakat di sana terhadap bulutangkis sangat tinggi. Kami juga membuka les bahasa Inggris dan matematika untuk anak-anak desa,” katanya.
Mengakhiri pertemuan, Karo AUAK mengingatkan para mahasiswa akan pentingnya kesan yang mereka tinggalkan di desa-desa tempat KKN dilaksanakan. “Jika saat turun ke desa, kita berbuat hal positif maka mereka akan ingat. Tapi jika kita buat hal negatif, maka mereka juga akan ingat. Bersyukur yang dilakukan mahasiswa KKN Nusantara adalah hal yang baik, karena itu akan terus diingat oleh mereka,” tutupnya.***
Penulis & Foto: Merling Messakh
Administrator: Melki Saekoko