IAKN Kupang (Kemenag) – – – – Institut Agama Kristen Negeri Kupang (IAKN Kupang) secara resmi membuka kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Senin (28/08/2023) Pukul 08.00 wita dengan Liturgos Meyrlin Saefatu, M.Th., Singer dan Pemain Musik dari Mahasiswa/i Fakultas Seni Keagamaan Kristen IAKN Kupang.
Acara yang dihadiri oleh Rektor IAKN Kupang, Dr. Harun Y. Natonis, M.Si, serta segenap pimpinan dan staf IAKN Kupang, memberikan sambutan hangat kepada 1331 mahasiswa baru yang antusias mengikuti kegiatan ini.
Dengan tema “IAKN Kupang Bergerak Membangun Peradaban Bangsa”, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada mahasiswa baru mengenai kehidupan kampus dan nilai-nilai yang dianut oleh Institut Agama Kristen Negeri Kupang.
Dalam kotbah yang disampaikan oleh Pdt. Yandi Manobe, S.Th disoroti Mazmur 90:12 yang menjadi dasar pembahasan. Ayat ini menjadi doa Musa dalam menghadapi tantangan memimpin bangsa Israel yang diperbudak selama 40 tahun. Dalam kotbah tersebut, Pdt. Yandi Manobe menggambarkan ciri-ciri mental budak, yang di antaranya adalah kurang visioner dan terlalu terpaku pada masa lalu.
“Dalam membangun peradaban baru, kita perlu mengubah mindset dan berpikir lebih luas dari sebelumnya,” ungkap Pdt. Yandi Manobe. Ia mengajak seluruh mahasiswa baru untuk memahami pentingnya proses pembelajaran dan perubahan dalam hidup. “Belajar adalah perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa. Dan perubahan ini harus dibiasakan agar menjadi bagian dari kehidupan kita,” tambahnya.
Dalam kotbahnya, Pdt. Yandi Manobe juga menekankan pentingnya pengajaran melalui berbagai sumber, termasuk Alkitab, orang lain, alam semesta, dan pengalaman iman. Ia menekankan bahwa melalui pengajaran ini, seseorang dapat membangun hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan dan mendapatkan kebijaksanaan yang diperlukan untuk membangun peradaban yang baik.
Dalam pengajaran mengenai penghitungan waktu, Pdt. Yandi Manobe menyampaikan hasil riset yang mengungkapkan bagaimana waktu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga membedakan antara konsep waktu “kronos” yang mengukur kuantitas waktu, dan “kairos” yang menyoroti kualitas dan momen berarti dalam hidup. “Ketika kita mengamulusai, kita akan sadar bahwa berkat Tuhan terlalu besar.” ungkap Pdt. Yandi
Kotbah tersebut ditutup dengan penekanan pada pentingnya menjaga hati, menjadi bijaksana dalam penggunaan talenta dan karunia, serta membangun kecerdasan spiritual untuk menciptakan peradaban yang lebih baik. “Orang pintar bisa saja diberi jabatan, namun jika hati dan emosi tidak stabil, ia akan menghancurkan jabatannya. Kecerdasan spiritual dibutuhkan. Di dalam pikiran kita ada teologi, yang ditunjukkan adalah etika. Perpaduan teologi dan etika adalah spiritualitas. Spiritualitas adalah sebuah gerakan dari dalam untuk membentuk peradaban. Spiritualitas yang bagus akan mampu membangun peradaban bangsa. ” Tutup Pdt. Yandi***
Release: Humas PKKMB IAKN Kupang
Editor: Merling Messakh (Humas IAKN Kupang)