Previous Next

IAKN Kupang (Kemenag) – Dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti ke-79 Kementerian Agama Republik Indonesia, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang menyelenggarakan Dialog Antar Umat Beragama dengan tema “Memperkuat Harmoni dan Toleransi Antar Umat Beragama untuk Membangun Kehidupan Bermasyarakat yang Rukun dan Damai di Nusa Tenggara Timur” pada Jumat (3/01/2025) .

Kegiatan yang berlangsung di Lobi Pascasarjana IAKN Kupang ini menghadirkan sejumlah narasumber lintas agama, antara lain:
Andraviani F.U Laiya, Ketua GMKI Kupang Masa Bakti 2024–2026 (Kristen Protestan).
Pdt. Jeky Latupeirissa, M.Th, Ketua FKUB Kota Kupang 2021–2025 (Kristen Protestan).
Dilliyon Christian Yoramber Heton, Ketua Presidium PMKRI Cabang Kupang (Katolik).
H. Ajhar Jowe, S.Sos, M.Ling, Pengurus Pusat GP Ansor 2014–2029 (Islam).
Moh Aziz Anwar, Ketua PCNU Kota Kupang (Islam).
Kaleb Lelo, M.Pd, Kepala Pusat Moderasi Beragama IAKN Kupang.

Acara ini turut dihadiri oleh Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, bersama jajaran pimpinan dan biro kampus.

AJAKAN MENJADI DUTA MODERASI BERAGAMA
Dalam paparannya, Ketua Gerakan Pemuda Ansor NTT, H. Ajhar Jowe, mengajak seluruh civitas akademika IAKN Kupang untuk menjadi duta moderasi beragama di Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, moderasi beragama merupakan kunci utama dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis dan damai.

“Moderasi beragama bukan hanya tentang memahami perbedaan, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Saya mengajak semua pihak, terutama mahasiswa, untuk aktif menyebarkan semangat ini,” ujarnya.

PENTINGNYA PENGUATAN MODERASI BERAGAMA
Ketua FKUB Kota Kupang, Pdt. Jeky Latupeirissa, M.Th., menekankan bahwa Kota Kupang memiliki potensi besar untuk menjadi teladan nasional dalam hal moderasi beragama.

“Kita perlu terus memperkuat komitmen ini agar Kupang bisa menjadi kota dengan tingkat moderasi tertinggi di Indonesia,” katanya.

Senada dengan itu, Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th., mengingatkan bahwa membangun moderasi beragama harus dimulai dari individu.

“Ketika kita sudah memahami dan menerapkan moderasi dalam kehidupan kita, maka lebih mudah untuk menginspirasi orang lain. Jika hal ini diterapkan konsisten di semua level, saya yakin kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih moderat,” jelas Rektor.

KOMITMEN BERSAMA UNTUK HARMONI
Dialog lintas agama ini juga menjadi wadah bagi para narasumber dan peserta untuk bertukar pandangan serta memperkuat komitmen dalam membangun toleransi. Ketua GMKI Kupang, Andraviani F.U Laiya, menegaskan peran penting generasi muda dalam menjaga harmoni antar umat beragama.

Acara ini ditutup dengan kesepakatan bahwa moderasi beragama adalah fondasi utama dalam menciptakan kehidupan sosial yang lebih harmonis dan damai di Nusa Tenggara Timur. Semua pihak berharap nilai-nilai ini dapat terus disebarluaskan oleh civitas akademika IAKN Kupang dan masyarakat luas.*

 

Penulis: Merling Messakh
Foto : James Taneo
Administrator : Yermi Imanuel Solukh

Silakan Ikuti IAKN Kupang di Social Media