IAKN Kupang (Kemenag) – – – Pada Senin (02/10/2023) seluruh civitas akademika Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang berkumpul untuk menghadiri Ibadah Awal Pekan yang dilayani oleh Unit Perpustakaan. Acara ini dipimpin oleh liturgos Heti Anita Giri, S.T., M.A.P., singer: Merling Messakh, M.Pd., serta pemain musik Yefta Bako, M.Sn. Pengkotbah pada ibadah kali ini adalah Pdt. Marselina Bara Bua, S.Th., M.Pd., yang mengambil tema Firman Tuhan dari Matius 6:25, yang berbicara tentang Hidup, Kerja, dan Kuatir.
Dalam khotbahnya, Pdt. Marselina Bara Bua memandang hubungan erat antara hidup, kerja, dan kuatir. Ia mengajak jemaat untuk merenungkan makna yang dalam di balik aktivitas sehari-hari.
“Pertanyaan mendasar yang sering kita sampaikan adalah, untuk apa kita bekerja?” ujar Pdt. Marselina. “Manusia bekerja untuk hidup. Semakin tinggi pendidikan kita, semakin baik pekerjaan yang kita dapatkan. Semakin banyak kita bekerja, semakin baik pula hidup kita. Namun, dari sini kita juga harus melihat bahwa ada keterkaitan yang erat antara hidup dan kerja.”
Pdt. Marselina menjelaskan bahwa kehidupan manusia harus terus berkembang, dan seringkali pekerjaan menjadi salah satu tujuan yang dikejar. Namun, paradoxnya adalah semakin banyak pekerjaan yang dikejar, semakin besar pula kecemasan dan kekhawatiran yang muncul. Orang-orang sibuk dengan perasaan kuatir, hingga kadang-kadang lupa untuk bersyukur atas berkat yang telah diberikan.
“Karena kekhawatiran dan kecemasan, orang seringkali rela menjual segala sesuatu untuk mengatasi kecemasan tersebut,” kata Pdt. Marselina.
Dalam konteks ini, Yesus Kristus memberikan nasihat yang bijaksana kepada orang percaya agar tidak terlalu kuatir. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari” (Matius 6:33-34).
“Yesus mengatakan bahwa hidup ini tidak dimulai dari pekerjaan, melainkan dari Allah. Pekerjaan adalah alat untuk memberikan nilai pada hidup kita, bukan satu-satunya sumber kebahagiaan,” tambahnya. “Kita bekerja bukan hanya untuk hidup, tetapi juga untuk memuliakan pencipta kita melalui pekerjaan kita. Oleh karena itu, kita tidak boleh menjalani segala sesuatu hanya demi pekerjaan, melainkan untuk memuliakan Tuhan.”
Pdt. Marselina mengakhiri khotbahnya dengan pesan yang mendalam, “Bekerja adalah kesempatan kita untuk bertemu dengan Tuhan dan sesama. Mari kita tidak lupa akan hal ini saat kita menjalani rutinitas sehari-hari, dan mari kita cari makna yang lebih dalam dalam hidup, kerja, dan melepaskan kekhawatiran kita pada Allah yang Mahakuasa.”***
Penulis: Merling Messakh (Humas IAKN Kupang)