IAKN Kupang (Kemenag) — Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang menggelar Ibadah Penutupan Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2025 dengan suasana penuh kekhidmatan dan refleksi spiritual. Momentum ini menjadi titik akhir pembekalan, sekaligus awal perutusan bagi para mahasiswa untuk mengabdi di berbagai wilayah selama dua bulan ke depan.
Mengusung tema “Mengakar di Desa, Berdampak bagi Bangsa”, ibadah ini meneguhkan misi KKN sebagai bentuk nyata keterlibatan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat. Dalam arahannya, Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, menegaskan bahwa tema tersebut bukan sekadar slogan, melainkan representasi dari identitas, tanggung jawab, dan panggilan iman yang harus diwujudkan secara konkret di tengah masyarakat.
“Berakar berarti hadir bukan hanya sebagai tamu, tetapi sebagai bagian dari kehidupan desa—menyatu, memahami, dan memberi kehidupan. Sedangkan berdampak berarti kehadiranmu membawa perubahan, harapan, dan transformasi yang nyata,” tegas Rektor di hadapan seluruh peserta KKN.
Dr. Suardana juga menekankan pentingnya konsep merealitas—kemampuan untuk hadir secara utuh dan bertanggung jawab menjawab realitas diri dan realitas sosial yang ditemui di lapangan. Menurutnya, mahasiswa tidak boleh membawa pola pikir atau gaya hidup kota yang tidak relevan dengan konteks desa, tetapi harus menampilkan ketulusan, kepekaan, dan kemampuan berkolaborasi dengan masyarakat setempat.
“Jangan bawa ego kota ke desa. Bawalah terang Kristus yang menyejukkan. Jadilah pemimpin yang mendengar, bukan mendikte; yang mengangkat, bukan mengeksploitasi; yang membangun bersama, bukan bekerja sendiri,” ujar Rektor dengan penuh penekanan.
Firman Tuhan dari Mazmur 1:1–6 yang menjadi dasar perenungan menyoroti pentingnya hidup yang berakar pada nilai-nilai ilahi. Rektor menyambungkan pesan ini dengan panggilan mahasiswa sebagai duta IAKN Kupang—memiliki otoritas dari Allah, menjaga identitas diri sebagai anak Tuhan, dan menjawab realitas sosial dengan kasih yang bertindak.
Ibadah ini bukan sekadar seremoni penutupan, tetapi momentum pengutusan. Para mahasiswa diingatkan bahwa lokasi KKN bukan hanya tempat tinggal sementara, melainkan ruang perjumpaan, pembelajaran, dan pelayanan. Mereka diutus bukan untuk membawa program semata, tetapi untuk menjadi berkat—menghadirkan pengharapan melalui tindakan, kesaksian hidup, dan nilai-nilai Kristiani yang mengakar kuat.
Penulis: Devrialdo Pa’at
Editor : Merling Messakh
Administrator: Yermi Solukh
Foto: Fredy Duka



