IAKN Kupang (Kemenag) — Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang secara resmi membuka kegiatan Pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2025 melalui ibadah pembukaan yang berlangsung khidmat di halaman kampus pada Rabu, 2 Juli 2025. Kegiatan ini menandai dimulainya rangkaian pelaksanaan KKN yang mengusung tema besar “Berakar di Desa, Berdampak bagi Bangsa”, sebuah panggilan moral dan spiritual bagi mahasiswa untuk menyatu dengan kehidupan masyarakat akar rumput dan membawa perubahan nyata.
Ibadah pembukaan dipimpin oleh Pdt. Yahya Milu, S.Th. Dalam khotbahnya, ia menegaskan pentingnya kerendahan hati sebagai fondasi dalam pelayanan sosial. Mahasiswa diingatkan untuk hadir sebagai sahabat masyarakat desa dan membawa keberpihakan kepada yang lemah, karena itulah teladan yang ditunjukkan oleh Kristus. “Kehormatan sejati lahir dari nilai-nilai kehidupan yang murni, bukan dari pencitraan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia KKN 2025, Merling Tonia L.L.C. Messakh, M.Pd., melaporkan bahwa sebanyak 129 desa di 24 kecamatan yang tersebar di lima kabupaten/kota—Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Sabu Raijua, dan Rote Ndao—akan menjadi lokasi pelaksanaan KKN yang berlangsung dari 4 Juli hingga 30 Agustus 2025. Ia menegaskan bahwa mahasiswa harus menjadi agen perubahan, bukan sekadar pelengkap kehadiran.
Dalam sambutannya, Rektor IAKN Kupang, Dr. I Made Suardana, M.Th, memberikan arah dan refleksi mendalam mengenai makna KKN dalam konteks pembangunan dan misi kekristenan. Ia menyampaikan tiga pokok penting yang harus menjadi kesadaran bersama bagi seluruh peserta KKN:
Pertama, Rektor menekankan bahwa wajah desa adalah wajah bangsa. Kemajuan atau ketertinggalan desa mencerminkan kondisi bangsa secara keseluruhan. Oleh karena itu, mahasiswa harus menggunakan kesempatan ini untuk membawa kontribusi yang berdampak langsung kepada masyarakat desa.
Kedua, beliau mengajak mahasiswa untuk menghargai nilai-nilai lokal, seperti kejujuran, kesederhanaan, dan ketulusan yang hidup dalam masyarakat desa. Menurutnya, nilai-nilai tersebut adalah kekayaan spiritual yang tidak boleh diabaikan. Mahasiswa diharapkan hadir dengan sikap rendah hati, bersedia belajar dari masyarakat, dan tidak mencederai kearifan lokal dengan perilaku yang arogan atau tidak sensitif secara sosial.
Ketiga, Rektor menegaskan bahwa masa depan desa adalah masa depan bangsa. Dengan berkontribusi di desa, mahasiswa sejatinya sedang membangun fondasi masa depan Indonesia. Setiap tindakan positif, sekecil apa pun, merupakan bagian dari transformasi sosial yang lebih besar.
Lebih jauh, Dr. Suardana mengingatkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam KKN bukan untuk mengejar pujian manusia, melainkan untuk mencari kehormatan dari Tuhan. “Hanya pengabdian yang dilakukan dengan hati yang tulus, penuh kasih, dan kesadaran akan panggilan iman yang akan membawa perubahan sejati,” ujarnya.
Sebagai penutup, Rektor menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia, dosen pembimbing, dan mitra kerja KKN yang telah bekerja keras menyiapkan program ini. Ia berharap KKN 2025 bukan hanya berdampak pada masyarakat desa, tetapi juga membentuk karakter mahasiswa sebagai pelayan bangsa dan gereja.
Penulis: Yoel Umbu Runga Riti
Foto: Fredy Duka
Editor : Merling Messakh
Administrator: Yermi Solukh