IAKN Kupang (Kemenag) — Sebagai wujud nyata pelaksanaan Asta Protas Kementerian Agama Republik Indonesia, khususnya pada poin “Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan” serta “Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi,” Program Studi Pendidikan Penyuluh Agama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen (FKIPK IAKN Kupang) melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di SMTK Mardhi Wacana Alor.
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (2/10/2025) ini mengangkat tema “Penyuluhan Etika Kristen dan Dampak Sosial Media bagi Siswa SMTK Mardhi Wacana Alor.” PKM ini bertujuan membangun kesadaran etis dan spiritual generasi muda Kristen dalam menggunakan media sosial secara bertanggung jawab dan bermakna.
KOLABORASI KAMPUS DAN SEKOLAH DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN RAMAH DAN BERETIKA
Kegiatan dibuka oleh Kepala Sekolah SMTK Mardhi Wacana Alor, Duka Nikson Alelang, S.Th., Gr, yang menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada tim dosen IAKN Kupang.
“Kami sangat senang dan bersyukur atas kehadiran tim IAKN Kupang. Penyuluhan seperti ini sangat penting agar siswa kami bijak menggunakan media sosial dan mampu menerapkan nilai-nilai etika Kristen dalam kehidupan digital,” ujar Alelang dengan penuh semangat.
Kegiatan diikuti oleh 30 siswa dan guru SMTK Mardhi Wacana Alor, berlangsung secara interaktif dan inspiratif. Para peserta aktif berdialog, berbagi pandangan, serta merefleksikan pengalaman mereka dalam berinteraksi di dunia maya.
MATERI 1: DAMPAK MEDIA SOSIAL BAGI REMAJA
Sebagai pembicara pertama, Kurniawati Aseleo, M.Pd.K, selaku Ketua Tim PKM, memaparkan materi bertajuk “Dampak Media Sosial bagi Remaja.” Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa media sosial dapat menjadi sarana yang positif untuk belajar, berjejaring, dan bersaksi, namun juga berpotensi menimbulkan dampak negatif bila tidak digunakan secara bijak.
Kurniawati menjelaskan bahwa penyuluhan etika Kristen penting dilakukan agar remaja mampu memilah informasi, mengendalikan emosi, serta menampilkan perilaku digital yang berlandaskan kasih.
“Remaja Kristen perlu sadar bahwa setiap postingan adalah cerminan iman. Maka, gunakan media sosial untuk menebar kasih, bukan kebencian; menyebar damai, bukan hoaks,” ungkapnya menegaskan.
MATERI 2: FILOSOFI OTAK — ETIKA NIKOMAKEA DALAM BERMEDIA SOSIAL
Sesi kedua diisi oleh Merling T.L.L.C. Messakh, M.Pd, dengan materi berjudul “Filosofi OTAK: Etika Nikomakea dalam Bermedia Sosial.” Materi ini diadaptasi dari pendekatan etika Aristoteles dan nilai-nilai iman Kristen, dengan paparan menarik yang disampaikan melalui slide PowerPoint interaktif.
Dalam penjelasannya, Merling memperkenalkan konsep OTAK sebagai panduan etis dalam bermedia sosial:
O – Olah Pikiran sebelum Posting: berpikir matang sebelum mengunggah sesuatu agar tidak menimbulkan luka atau hoaks.
T – Teliti Informasi: memverifikasi kebenaran sumber sebelum membagikan berita.
A – Arif dalam Menilai: menimbang dengan bijak setiap tindakan digital dan komentar.
K – Konsisten dengan Iman: menjadikan setiap aktivitas digital sebagai kesaksian iman kepada Kristus.
Merling menegaskan bahwa dalam pandangan Aristoteles, etika adalah hasil pembiasaan menuju kebajikan (virtue as habit), sementara dalam iman Kristen, etika sejati adalah hidup yang berakar dalam kasih Kristus.
“Media sosial adalah ruang misi digital. Ketika kita menggunakan ‘otak’ yang diperbaharui oleh Kristus, setiap jempol digital kita dapat menjadi alat penyebar kasih dan damai,” tuturnya penuh refleksi.
Kegiatan PKM ini dimoderatori oleh Eko P.A. Kale, M.Pd.K, yang memandu jalannya diskusi dengan dinamis. Para siswa tampak antusias mengajukan pertanyaan seputar etika digital, pertemanan daring, hingga cara menghindari ujaran kebencian di dunia maya.
RELEVANSI DENGAN ASTA PROTAS KEMENAG RI
Kegiatan ini menjadi implementasi konkret Asta Protas Kementerian Agama RI, terutama dalam upaya:
Pertama, Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan, melalui pendidikan nilai etis yang mengajarkan penghargaan terhadap sesama di ruang digital.
Kedua, Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi, dengan menggabungkan pembelajaran iman, etika, dan literasi digital dalam satu kegiatan edukatif.
Melalui PKM ini, Prodi Pendidikan Penyuluh Agama FKIPK IAKN Kupang menunjukkan komitmennya untuk menghadirkan pelayanan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga moral dan spiritual.
Kegiatan berlangsung dengan suasana penuh semangat dan keakraban. Para siswa dan guru menyambut baik pendekatan edukatif yang disampaikan secara kontekstual dan menyenangkan. Mereka mengaku mendapatkan banyak wawasan baru tentang bagaimana menjadi pengguna media sosial yang beretika dan beriman.
Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan pendandatangan MoA antara FKIPK IAKN Kupang dengan SMTK Mardhi Wacana Alor, MoA antara LPPM IAKN Kupang dengan SMTK Mardhi Wacana Alor:
IA antara Prodi PPA IAKN Kupang dengan SMTK Mardhi Wacana Alor dan IA antara LPPM IAKN Kupang dengan SMTK Mardhi Wacana Alor.
Menutup kegiatan, seluruh peserta bersama tim dosen IAKN Kupang berfoto bersama sebagai tanda kebersamaan dan kolaborasi antara dunia akademik dan pendidikan menengah Kristen.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim PKM Prodi Pendidikan Penyuluh Agama FKIPK IAKN Kupang, yang terdiri dari:
Kurniawati Aseleo, M.Pd.K – Ketua
Merling Tonia Litron Lithos Conthes Messakh, M.Pd – Anggota
Eko Paulus A. Kale, M.Pd.K – Anggota
Gidion Padamani – Anggota (Mahasiswa)
Fera Dekabesi – Anggota (Mahasiswa)
Melalui kegiatan ini, Prodi Pendidikan Penyuluh Agama FKIPK IAKN Kupang terus berkomitmen untuk memperkuat peran penyuluhan agama di tengah masyarakat — mencerdaskan kehidupan digital dengan nilai-nilai etika Kristen, dan membumikan semangat Asta Protas dalam tindakan nyata.*
Foto : Tim PKM
Penulis : Merling Messakh
Administrator: Yermi Solukh