Tag Archives: Personal Branding vs. Imago Dei: Membangun Identitas dan Kualitas Diri dalam Dunia Kerja

Personal Branding vs. Imago Dei: Membangun Identitas dan Kualitas Diri dalam Dunia Kerja

IAKN Kupang (Kemenag) – – – – Mahasiswa PPL dan PKL Institut Agama Kristen Negeri Kupang (IAKN Kupang) menghadiri sesi kedua dalam kegiatan pembekalan mereka pada Senin (11/09/2023). Materi yang disampaikan oleh pemateri Delsylia T. Ufi, S.Th., M.Si., (moderator Dersy Rejoice Taneo, M.Pd) ini menjadi sorotan utama dengan tema yang menarik, yakni “Personal Branding vs. Imago Dei Dalam Dunia Kerja.”

Delsylia T. Ufi, M.Si., memulai sesi ini dengan pertanyaan refleksi, “Apa motivasi awal masuk kuliah di IAKN Kupang?” Seiring perkembangan zaman, pandangan tentang identitas telah berubah. Dulu, nama seseorang hanya berfungsi sebagai identitas dan terkait dengan keluarga atau marga. Namun, saat ini, nama dianggap sebagai aset berharga yang perlu dijaga dengan baik sebagai sebuah BRAND.

Personal Branding adalah konsep utama yang dibahas dalam sesi ini. Delsylia menjelaskan bahwa personal branding adalah cara orang lain melihat dan mengenali seseorang berdasarkan persepsi yang tertanam dalam benak mereka. Ini mencakup nilai, keahlian, perilaku, dan prestasi yang menciptakan citra diri seseorang. Beberapa contoh kepribadian yang mencirikan personal branding meliputi jujur, disiplin, kerja keras, kemampuan bekerja dalam tim, dan lainnya.

Personal branding adalah proses membentuk persepsi dan citra masyarakat terhadap seseorang. Tujuannya adalah untuk memberitahu orang lain tentang siapa diri seseorang, menjadikan diri sebagai solusi atas masalah orang lain, dan merangsang persepsi berarti tentang nilai dan kualitas yang dimiliki.

Manfaat dari personal branding termasuk menjadi top of mind, menempatkan diri dalam peran kepemimpinan, meningkatkan reputasi diri dalam persaingan, dan lainnya.

Delsylia juga memberikan beberapa strategi untuk membangun dan mengkomunikasikan personal branding:
a.Persepsi yang Berbeda: Menciptakan persepsi yang berbeda dari orang lain, termasuk dalam kompetensi, gaya, komunikasi, dan standar yang ditetapkan.
b.Brand Assessment: Menilai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki.
c.Konsistensi: Menampilkan yang terbaik secara konsisten.
d.Lakukan Hal yang Bernilai: Melakukan tindakan yang memiliki nilai.

Selain itu, strategi untuk mempertahankan personal branding termasuk terus belajar, menggali masukan dari orang lain, memanfaatkan media sosial, membantu orang lain, dan menjaga etika dalam berkomunikasi.

Dalam konteks Imago Dei, Delsylia menjelaskan bahwa ini adalah konsep yang berasal dari bahasa Ibrani “tselem” yang berarti gambar. Imago Dei mencerminkan gambar dan rupa Allah di dalam diri manusia, yang mencakup kemampuan manusia untuk bersekutu dengan Allah, memahami dan melaksanakan kehendak-Nya, dan memerintah semesta alam bersama dengan Allah.

Efek dari jatuhnya manusia adalah hubungan manusia dengan Allah yang rusak sehingga manusia tidak lagi dapat mengetahui dan melaksanakan kehendak-Nya. Imago Dei yang rusak juga mempengaruhi hubungan manusia satu sama lain dan dengan ciptaan lainnya. Namun, manusia tidak berhenti menjadi Imago Dei, di dalam Kristus, manusia melihat apa sesungguhnya yang dimaksud kemanusiaan. Imago Dei dimungkinkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Di dalam Kristus Imago Dei yang dipulihkan menjadi benih emas (Golden Seed) dalam kehidupan manusia yang dapat menghasilkan pencapaian-pencapaian emas yang luar biasa.

Delsylia mengakhiri sesi ini dengan menekankan bahwa personal branding dapat menjadi langkah awal yang efektif dalam meningkatkan performa diri seseorang dalam dunia kerja. Dengan memahami Imago Dei dan menerapkan personal branding yang konsisten, mahasiswa PPL/PKL IAKN Kupang diharapkan dapat menghadapi dunia kerja dengan lebih percaya diri dan integritas yang tinggi.***

Foto: Sie Dokumentasi Panitia PPL/PKL IAKN Kupang
Penulis: Merling Messakh (Humas IAKN Kupang)