IAKN Kupang (Kemenag) – – – Program Studi Doktor Teologi Pascasarjana Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang menerima kunjungan Asesmen Lapangan (AL) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Kegiatan ini merupakan bagian penting dari proses akreditasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik dan institusi. Kunjungan ini dipimpin oleh dua asesor, Prof. Dr. Christiana Demaja W. Sahertian, S.PAK., M.Pd., dan Pdt. Dr. Asnat Niwa Natar, M.Th., yang melakukan asesmen untuk memastikan mutu program studi sesuai standar nasional.
Wakil Rektor 1 IAKN Kupang, Maryon D. Pattinaja, Ph.D., yang mewakili Rektor Dr. I Made Suardana, M.Th., membuka acara dengan sambutan hangat. Dalam sambutannya, ia memaparkan visi misi IAKN Kupang serta capaian RENSTRA 2020-2024 yang telah dicapai selama ini. “IAKN Kupang terus berkomitmen untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan beradab melalui tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” ujar WR 1.
WR 1 juga menyampaikan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) serta rencana pengembangan institusi, termasuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan kelembagaan selama 5 hingga 10 tahun mendatang. Acara ini turut dihadiri oleh pejabat penting IAKN Kupang serta berbagai pemangku kepentingan lainnya
Prof. Dr. Christiana Demaja W. Sahertian, S.PAK., M.Pd, Asesor 1 dalam sambutannya menekankan pentingnya kesesuaian antara dokumen yang diisi dengan realita di lapangan. “Kita akan melihat apakah yang tertulis di borang sesuai dengan kondisi di lapangan. Komitmen bersama sangat penting agar tujuan kita tercapai,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga standar yang ditetapkan agar hasil yang baik dapat dicapai. “Bersama kita maju, jika tidak bersama, kita akan runtuh,” ungkapnya penuh makna.
Asesor kedua, Pdt. Dr. Asnat Niwa Natar, M.Th., menjelaskan bahwa akreditasi bertujuan membantu perguruan tinggi menjadi lebih berkualitas dan memberikan jaminan kepada mahasiswa bahwa mereka tidak salah memilih institusi. Ia menambahkan bahwa dalam proses asesmen, yang paling utama adalah kesadaran diri, bukan hanya nilai. “Jika proses sudah dijalankan dengan baik, nilai akan mengikuti. Jangan takut pada hasil nilai, karena semuanya sudah dipersiapkan,” tambahnya. Ia juga menekankan agar kampus selalu menulis apa yang akan dilakukan dan melakukan apa yang telah ditulis.***
Penulis : Merling Messakh
Foto: Fredy Duka & James Taneo
Administrator : Melki Saekoko